Jelajah Candi Sambisari dan Candi Kalasan bersama Ichut (Lagi)

Masih tentang libur lebaran. Kali ini libur lebaran yang hampir habis untuk anak sekolah membuat aku dan Ichut memutar otak untuk menghabiskan masa liburan kemana? Hingga akhirnya tercetus nama sebuah candi di daerah Kalasan Jogja yang kemarin dikunjungi sama Mbak Ima dkk.Alasan kenapa milih candi karena kalau mau ke pantai pasti juga rame banget soalnya masih liburan dan lagi pengen jelajah candi-candi di Jogja yang tidak berbayar. Hehehe ...bukannya bermaksud pelit atau perhitungan tapi karena kami lagi pengen sesuatu jadi lagi pengiritan dan lagi pula memang di Jogja ada beberapa candi yang tidak memiliki retribusi masuk. Gimana menarikkan? buat orang yang Miss Risna yang berkantong cekak untung sekarang ini.

Candi Sambisari

Sesuai kesepakatan aku dan Ichut yang ingin menjelajahi candi-candi yang tidak ber-HTM maka kami memutuskan untuk berangkat jam 09.00 dari rumah kami Sentolo, Kulon Progo. Tujuan pertama kami adalah Candi Sambisari. Dimana candi ini terkenal karena berada 6,54 meter dibawah permukaaan tanah. Rute untuk menuju Candi ini sangat mudah di akses dari kota Jogja. Kita cukup menuju arah jalan Jogja-Solo atau arah Bandara Adi Sutjipto. Nah dari pertigaan bandara ini masih lurus terus sampai nanti kita ketemu sama AAU(Akademi Angkatan Udara) yang ada di selatan jalan (kiri jalan kalau dari Solo, kanan jalan kalau dari Jogja), pelan-pelan saja kalau ketemu pertigaan kecil nah ambil kekiri lurus terus sampai ketemu jalan block yang pas di tikungan jalan aspal entar udah kelihatan kok pagar candi Sambisari.


With Ichut
Berteduh dulu
Perawatan sekeliling Candi Sambisari

Seperti yang Miss Risna bilang tadi di awal, candi ini tidak ditarik tiket masuk seperti Candi Borobudur, Prambanan dan Kraton Ratu Boko. Kita cukup menuliskan data diri kita di buku tamu yang ada di pos jaga Kalau untuk parkir tenang saja bebarapa halaman warga di sekitar candi bisa di jadikan penitipan kendaraan anda dengan tarif parkir motor sebesar Rp 2000 dan mobil Rp 5000. Berhubung aku dan Ichut sampai di candi Sambisari pas matahari berada ditengah-tengah dan diarea candi masih banyak wisatawan yang sedang mengabdikan diri dengan latar belakang candi, maka aku dan Ichut memutuskan untuk berteduh disalah satu sudut taman dengan rimbunan pohon yanga da di lingkup Candi Sambisari. Emang hari itu lumayan banyak pengunjung, tapi kebanyakan anak-anak muda yang sedang berteduh berdua eaaa.. Ketika kami sedang berteduh memang di Candi Sambisari ini sedang ada perawatan taman gitu dan emang keren, tamannya bersih, fasilitas umum juga lengkap. 

Candi Sambisari dari puntu masuk halaman candi
Anak tangga menuju Candi dari sebelah timur


Sudut Candi Sambisari dari atas
Masih bagian dari Cnadi Sambisari

Salah satu sudut di Candi Sambisari

Candi Sambisari dari salah satu sudut
Sisi depan candi masih ada beberapa bangunan
Pintu Candi Sambisari

Relief yang ada di Candi Sambisari

Atap Candi Sambisari
Anak tangga yang ada di Candi Sambisari


Setelah cukup berteduh kamipun mencoba jalan-jalan ke beberapa tempat yang ada di candi Sambisari ini. Hingga akhirnya sampailah ke candi Sambisari ini. Nah dulu ceritanya Candi Sambari ini ditemukan secra tidak sengaja oleh petani yang sedang mencangkul sawah milik bapak Karyoinangun (tapi siapakah nama petani itu???). Hingga akhirnya kabar penemuan ini sampailah ke Kantor Cabang Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional di Pramabanan.Terus direspon pastinya hingga akhirnya dilakukan eksekusi dengan menggali lahan tersebut dilanjut pra pemugaran dengan mengelompokan batu-batu candi terus setalh itu dilakukan penyususan. Penyusunan candi Sambisari membutuhkan waktu yang cukup lama ya. Hingga Candi ini bisa kita nikmati seperti sekarang ini. Nah Candi Sambisari ini merupakan candi Hindu yang beraliran Syiwa. Hal ini emang terlihat dari beberapa relief candi. Cerita lebih jelasnya atau penasaran gak ada salahnya berkunjung ke Candi Sambisari yang berada di desa Sambisari, Purwamartani, Kalasan, Sleman.
Sdut Candi Sambisari
Matahari semakin terik hingga akhirnya aku dan Ichut meninggalkan candi Sambisari dan menuju ke Candi Kalasan yang kalau dari candi Sambisari arahnya lurus terus menuju jalan raya provisi Jogja-Solo. Candi Kalasan ini ada berada di sisi Selatan atau kanan jalan dari Jogja sehingga harus putar arah dulu.
Candi Kalasan
Hari itu di Candi Kalasan lumayan sepi, kamipun sempat kebingunan mencari tempat parkir hingga akhirnya kami memutuskan untuk menitipkan motor kami di salah satu halaman rumah penduduk (makasih ya bu...). Nah Candi ini juga masuk salah satu candi yang tidak ber-HTM. hehehe...Candi Kalasan atau Candi Tara ini di sekelilingnya adalah rumah penduduk tapi untuk candinya sendiri ada halaman yang bisa kita jadikan untuk istirahat dibawah pohon-pohon yang rindang sambil menikmati Candi Kalasan ini.
Candi Kalasn dari barat daya
Candi Kalasan ini ditemukan berawal dari sebuah prasasti batu berbahasa Sanskerta berhuruf Prenagari yang berangka tahun 700 saka atau 778 Masehi. Dari batu prasasti Kalasan tersebut disebutkan tentang diperingatinya jasa Raja Panangkaran yang telah membangun sebuah kuil bagi Dewi Tara serta membuat arca Dewi Tara serta memuat arca dewi yang kemudian ditahtakan di dalam Kuil Tersebut. Nah kuil tersebut dinamakan Tarabhawana atau yang lebih kita kenal dengan Candi Kalasan.
Papan Informasi Candi Kalasan
Sebenarnya sebelum kami belok arah menuju Candi ini ada papan petunjuk Candi Sari. Nah..ternyata Candi Sari ini masih berkesinambungan atau ada hubungan dengan Candi Kalasan.Hal ini dijelaskan juga di prasasti Kalasan yang menyebutkan tentang pendirian tempat tinggal (asrama) bagi para pendeta dengan menghibahkan desa kalasa kepada para sanggha. Nah penyebutan asrama bagi para sanggha ini dikaitkan dengan Candi Sari yang berada 500 di sisi timur laut Candi Kalasan.Sayangnya kami tidak jadi kesana karena hari itu cuaca yang panas membuat mood salah satu dari kami rada gak semangat.hahaha

Atap Candi Kalasan
Candi Kalasan dari timur laut

Salah satu sudut Candi Kalasan
Kamipun hanya menikmati candi Kalasan tanpa menyoba masuk kedalam. karena tangganyapun tidak beraturan takutnya nanti roboh karena miss Risna sekarang lagi Chubby (T_T). Tapi ketika aku mendekati pintu candi didalamnya tidak melihat acra dewi sesuai yang dimaksud dalam prasasti kalasan tersebut.satu lagi yang aku temuakan ketika keliling candi ini adalah ada salah satu bagian candi di sisi selatan (kalau gak salah) ditubuhi tanaman paku-pakuan. Mungkin burung yang membawa benihnya soalnya emang kemarin banyak burung plus aku juga berpendapat bahwa candi Kalasan ini mungkin belum dilakukan pemugaran atau perawatan lagi.
Pintu Candi Kalasan
Setelah lumayan lama kamipun, memutuskan untuk pulang. Satu hal yang selalu aku ingatkan adalah bawalah sampah yang kalian bawa tadi atau buanglah ke tempat yang disediakan. Jangan tinggalkan kenangan berupa coretan atau apapun itu yang dapat merusak keindahan tempat yang kamu datangi. Bye bye . Next Trip yaaa.

Miss Risna di Candi Kalasan

Miss Risna

Perempuan yang terlahir dan (masih) tinggal di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Punya tekad buat explore plus santai manja di ujungnya baratnya Indonesia, alamnya Indonesia Timur, lihat oppa-oppa langsung di negaranya, menginjakan kaki di daratan negara Penjajah Indonesia dan bakalan kolaborasi sama idola Aamiin ^^v.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung di Story Of Miss Risna, Silahkan tinggalkan komentar dibawah ini ( NO SARA ) ^^v